Isnin, 29 Jun 2009

Apakah Dia Kunci-Kunci Syurga Itu?

Untuk menjawab persoalan ini, mari kita ikuti satu kisah benar yang terjadi di antara seorang pemuda Muslim dan seorang paderi Katolik.
Kisah ini menyimpan banyak rahsia besar. Rahsia yang menyingkap apakah silibus yang diajar kepada setiap paderi Katolik di Vatikan. Dan apakah fungsi Al-Quran di dalam altar khas di Perpustakaan Vatikan.
Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan pengajiannya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang juru dakwah Islam.
Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula-mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.
Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini." Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya.
Hingga akhirnya paderi itu berkata, "Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya." Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang Muslim?" Paderi itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."
Kemudian dia beranjak hendak keluar.
Namun, paderi ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.
Paderi berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silakan!"
Sang paderi pun mulai bertanya, "Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada lapannya, lapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya."
"Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!"
"Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?"
"Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam syurga?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!"
"Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?"
"Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?"
"Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!"
"Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah. Setelah membaca Bismillah dia berkata,
-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..
-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan Kami jadikan malam Dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra': 12).
-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
-Lima yang tiada enamnya ialah solat lima waktu.
-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.
-Tujuh yang tiada lapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. Berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
-Lapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy Ar-Rahman. Allah s.w.t. Berfirman, "Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada Hari itu lapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu Dan belalang. -Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah s.w.t. Berfirman, "Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf.
-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Lalu memancarlah daripadanya dua belas Mata air." (Al-Baqarah: 60). -Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya. -Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. berfirman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. " (At-Takwir: 18). -Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
-Mereka yang berdusta namun masuk kedalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barangkami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, "tak ada cercaan terhadap kamu semua." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagi muka pada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ." (Yusuf:98) -Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai." (Luqman: 19).
-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.
-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah s.w.t. berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69).
-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.
Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja.
Permintaan ini disetujui oleh paderi. Pemuda ini berkata, "Apakah kunci syurga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kebimbangannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak. Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!"
Paderi tersebut berkata, "Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah." Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda." Paderi pun berkata, "Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah Wa Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah."
Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa.
(Di petik dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah)

Bolehkah Orang Bukan Islam Membaca al-Quran?

Assalamualaikum Warahmatullah.

PENGENALAN

Beberapa hari yang lalu saya telah berkesempatan untuk bersembang-sembang dengan seorang sahabat lama saya melalui Yahoo Massenger. Pelbagai perkara diperkatakan oleh kami. Antara perkara yang menjadi topik hangat perbincangan kami ini adalah isu yang berkaitan dengan masalah sosial remaja masa kini dan bahaya pengaruh fahaman Wahabi yang melanda mahasiswa dan mahasiswi di Institut-Institut Pengajian Tinggi Awan / Swasta di Malaysia pada waktu ini. Masalah seperti ini begitu membimbangkan masyarakat Islam yang begitu menaruh harapan tinggi kepada muda-mudi ini untuk mengemudi kemajuan negara pada masa hadapan.
Dalam perbincangan itu juga sempat kami perkatakan mengenai keadaan semasa politik tanahair. Isu yang hangat diperkatakan pada ketika ini adalah berkenaan: Adakah boleh orang bukan Islam membaca ayat-ayat al-Quran al-Karim? Perkara ini mula timbul menjadi bahan panas media massa setelah seorang Ahli Parlimen Taiping dan ADUN Pantai Remis bernama Y.B. Nga Kor Ming dari Pakatan Rakyat (PR) telah membaca ayat al-Quran al-Karim dalam ceramahnya di Bukit Gantang. Perkara ini terus menjadi panas setelah keluar satu kenyataan dari Mufti Kerajaan Negeri Perak iaitu S.S. Dato’ Seri Dr. Haji Harussani Zakaria yang mempersoalkan tindakan Y.B. Nga Kor Ming tersebut.
Beberapa pihak dari NGO turut serta membuat laporan polis terhadap tindakan Y.B. Nga Kor Ming ini. Mereka mendakwa Y.B. Nga Kor Ming telah mempersendakan al-Quran al-Karim untuk tujuan politik semata-mata. Namun ketika ditanya pula kepada Tuan Guru Dato’ Haji Nik Abdul Aziz Nik Mat mengenai perkara ini maka beliau tidaklah menyalahkan Y.B. Ngo Kor Ming di atas tindakannya membaca ayat al-Quran al-Karim. Beliau yang juga Menteri Besar Kelantan dan Mursyidur Am PAS turut memuji tindakan Y.B. Ngo Kor Ming yang cuba mendalami dan memahami agama Islam ini.
Oleh hal yang demikian, sahabat saya ini telah mencadangkan kepada saya untuk menyediakan sedikit informasi dan penerangan yang boleh menjernihkan kembali suasana politik tanahair mengenai isu ini. Saya menerima cadangan ini dengan hati yang terbuka. Tulisan ini bukanlah bertujuan untuk menyebelahi mana-mana pihak, namun penulisan ringkas ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah bertujuan untuk memperbincangkan isu ini secara ilmiah serta membantu memberikan idea dalam menyatukan semula hubungan sesama masyarakat Islam dan masyarakat bukan Islam di Malaysia. Semoga tulisan ini mendapat manfaat yang berguna.

TUNTUTAN KEPIMPINAN DI DALAM ISLAM

Hakikat diutuskan Rasulullah S.A.W. kepada umat manusia adalah untuk memimpin seluruh umat ini dan membebaskan mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Allah Taala juga telah mengutuskan para rasulNya untuk menyeru kepada akidah yang benar dan membawa umat ini keluar dari kemurkaanNya.
Firman Allah Taala bermaksud:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutuskan seorang rasul pada setiap umat (untuk menyeru): Sembahlah Allah (semata-mata) dan jauhilah thagut.
(Surah An-Nahl: Ayat 36).
Maka kita boleh katakan bahawa makna kepimpinan di dalam Islam adalah merealisasikan khilafah di muka bumi ini demi mewujudkan kebaikkan dan menjalankan proses untuk mengislah umat ini untuk mendapat keredhaan dari Allah Taala. Rasulullah S.A.W. sendiri telah memerintahkan supaya berlakunya kepimpinan itu walaupun dalam bentuk jumlah jamaah atau kumpulan yang sedikit.
Sabda Rasulullah S.A.W. bermaksud:
Jika tiga orang keluar dalam suatu perjalanan maka hendaklah mereka mengangkat salah satu di antaranya sebagai pemimpin.
(Riwayat Abu Daud).

HUKUM ORANG BUKAN ISLAM MEMBACA AL-QURAN

01. Berikut adalah fatwa dari Syeikh Atiyyah Saqr (bekas Ketua Lajnah Fatwa Al-Azhar)seperti yang terdapat di dalam kitabnya Ahsan al-Kalam Fi al-Fatawa Wa al-Ahkam:
Soalan:
Saya merupakan seorang guru al-Quran al-Karim dan Bahasa Arab. Terdapat nas-nas al-Quran al-Karim dalam sukatan pelajaran yang perlu dipelajari oleh semua pelajar dan antara mereka adalah orang Islam dan bukan Islam. Maka adakah boleh orang bukan Islam membaca dan menghafal ayat-ayat al-Quran al-Karim?
Jawapan:
Berkata sebahagian ulama: Golongan bukan Islam tidak ditaklifkan dengan syariat dan hukum-hakam Islam kerana asal syariat tidak terdapat di sisinya. Maka mereka tiadalah halangan (boleh) untuk membaca, membawa dan menyentuh al-Quran al-Karim walaupun tanpa wudhuk. Manakala sebahagian ulama lagi berpendapat: Golongan bukan Islam turut ditaklifkan dengan hukum-hakam dan permasalahannya. Mereka juga akan dihisab oleh Allah Taala di atas pentaklifan syariat ini. Maka mereka tidak dibolehkan untuk membaca, menyentuh atau membawa al-Quran al-Karim jika tidak berada di dalam keadaan bersuci. Jika perkara itu masih lagi terdapat khilaf maka tiadalah halangan (boleh) dari mengambil salah satu pandangan ulama khususnya jika terdapat keadaan yang memerlukan yang demikan.
02. Dalam perbincangan dan pertanyaan saya dengan pensyarah hadis kami iaitu Prof. Dr. Abdul Rahman Abdul Hamid Ahmad al-Bar maka beliau mengatakan:
Adapun orang bukan Islam tidak ditaklifkan (syariat Islam terhadap mereka) dan mereka juga tidak suci sepertimana orang Islam maka adalah tidak boleh orang bukan Islam membaca al-Quran al-Karim dengan sengaja. Namun jika orang bukan Islam membaca al-Quran al-Karim dengan sebab untuk mempelajari atau mendalami Islam maka tindakan mereka (membaca al-Quran al-Karim) itu tidaklah mengapa.

BAGAIMANA MENGHADAPI KHILAF INI?

Kaedah Fiqhiyah menyatakan bermaksud:
Tidak boleh dibantah sesuatu hukum yang berlaku khilaf di kalangan fuqaha. Hanya yang boleh dibantah ialah perkara mungkar yang disepakati oleh para ulama di atas pengharamannya.(Lihat kitab: al-Asybah Wa al-Nazair Fi Qawaid Wa Furu Fiqh al-Syafiiyah karangan Imam Jalaluddin Al-Sayuti).
Maksud kaedah ini (di atas) secara lebih jelasnya ialah kita tidak boleh menafikan, membantah atau menuduh orang lain adalah tidak betul atau salah kepada orang lain yang memilih salah satu pendapat dalam perkara yang berlaku perselisihan pendapat ulama padanya. Malangnya jika dilihat fenomena hari ini terdapat segelintir golongan yang menyanggah dan menyalahi kaedah ini lantas menyalahkan orang lain yang tidak sependapat dengannya. Malah mereka hanya menyeru orang lain supaya memahami dan menerima pendapat mereka sahaja sedangkan mereka tidak melihat terlebih dahulu keadaan tempat dan suasana pada ketika itu. Inilah di antara masalah terbesar yang menimbulkan banyak kesan negatif kepada umat Islam di Malaysia khususnya semenjak sekian lama.

BERSATU DI ATAS NAMA ISLAM

Isu bacaan ayat al-Quran al-Karim oleh Y.B. Nga Kor Ming dalam ceramah politik di Bukit Gantang tempoh hari membawa kepada pertikaman lidah antara Barisan Nasional dan Pakatan Rakyat. Jika permasalahan seperti ini tidak dapat dibendung dan ditangani dengan baik oleh semua pihak, kemungkinan akan berlaku lagi kerenggangan hubungan yang lebih parah antara umat Islam di Malaysia dari semasa ke semasa. Pada pandangan saya, isu ini sebenarnya boleh ditangani dengan baik sekiranya kedua-dua pihak saling berlapang dada dan menghormati antara satu sama lain. Inilah yang diajar oleh Islam kepada umatnya yang berselisih faham supaya jangan berpecah-belah.
Firman Allah Taala bermaksud:
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul (Nya) dan pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(Surat An-Nisa: Ayat 59)
Masalah ini akan mula timbul sekiranya ada satu pihak begitu cepat melatah dan cuba memperbesarkan sesuatu isu itu di atas tujuan kepentingan politik masing-masing. Pada saya, kedua-dua tokoh ini (S.S. Dato’ Seri Dr. Haji Harussani Zakaria dan Tuan Guru Dato’ Nik Abdul Aziz Nik Mat) bercakap dan memberikan pandangan mereka secara bebas di dalam kerangka pemerhatian masing-masing. Kedua-duanya mempunyai hujjah dan alasan yang tersendiri untuk kebaikkan umat Islam di Malaysia. Cuma cara dan jalannya sahaja yang berbeza untuk sampai kepada matlamat yang sama iaitu Islam.
Marilah sama-sama kita menasihati diri sendiri dan sahabat-sahabat kita di sekeliling agar jangan terlalu taasub dan cepat melatah terhadap sesuatu perkara itu. Kadang-kala pihak penyokong dan pengikut yang terlebih agresif dan ekstrem sedangkan para pemimpin mereka tidaklah sebegitu rupa. Di sini saya ingin mengambil kesempatan untuk menyeru semua pihak agar sentiasa bersatu di atas nama Islam. Berbincanglah dengan baik sekiranya berlaku sebarang permasalahan. Di luar sana musuh-musuh Islam sentiasa memerhatikan gelagat kita ini untuk mencari kelemahan dan kekurangan suapaya mereka dapat menyerang Islam dari segenap sudut.

PENUTUP

Sebenarnya saya tidaklah begitu layak untuk memperkatakan sesuatu mengenai kedua-dua tokoh ini kerana diri ini tidaklah sehebat mereka. Namun di atas dasar Islam dan ilmu, saya tuliskan juga pandangan peribadi saya mengenai isu ini untuk dikongsi oleh semua pembaca. Saya berharap agar medan politik di Malaysia sentiasa di dasari oleh Islam sebagai tunjangnya supaya masyarakat kita dapat berteduh di bawahnya dengan aman dan harmoni. Semoga tulisan saya ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. InsyaAllah.

‘Memberi dan Berbakti’

Wallahualam.

Kenapa Menolak Sedangkan Dia Memberi?

Bismillah... Selawat dan salam keatas junjungan besar, Muhammad Rasulullah...
Maksud firman Allah S.W.T :
"Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
Az-Zumar : 53
Siapa yang sentiasa menolak dan siapa pula yang sentiasa memberi? Mahu saya ertikan disini sang memberi itulah Allah dan sang penolak itulah manusia. Angkuh sungguh bukan sang penolak itu, angkuh? Kenapa angkuh pula? Sedangkan apa yang diberi dan apa yang ditolak itupun saya belum jelaskan. Sabar. Jangan menghukum tanpa ilmu, jangan menyerang sebelum menerang. Izinkan. Setiap yang bergelar manusia pastinya tidak mungkin melarikan diri dari suatu hakikat, KESILAPAN! Mana mungkin kita tidak tersilap, mana mungkin kita tidak terlupa, sedangkan Rasulullah S.A.W sendiri memungkinkan diri baginda tersilap, apatah lagi kita insan biasa yang cacamarba ini.Ah, tentu sekali sehari hari bergelumang dengan kesilapan, besar atau kecil sama saja kelakuannya, si kecil dengan kesilapan kecilnya si besar dengan kesilapan besarnya, begitulah selanjutnya. Beruntai untai kesalahan dan kesilapan. Mahu menghitung? Silakan... Apa pula jadinya dengan MENOLAK dan MEMBERI tadi? Begini lanjutannya. Pasti pernah bukan, setelah melakukan suatu kesilapan atau kesalahan. Terasa berat dan besarnya beban dosa yang dipikul bagai memikul dunia seisinya, pernah rasa begitu? Pernah terasa kesilapan yang dilakukan bagai tiada sudahnya?Bagai memikul satu junjungan dosa di atas kepala dan ditayang-tayang pula kepada semua. Semua melihat kejelikan kita. SEMUA!Atau pernah menangis pada zahirnya diikuti tangis hati pula, menyalah-nyalahkan diri atas kelemahan sendiri. Menyendiri, sendirian merintih sayu, tiada lagi tempat mengadu, tiada lagi tempat berpaut, tiada lagi tempatku di dunia. Mahu kemana? Terjun bangunan 44 tingkat? Silakan. Jika sudah bosan membaca. QURRA' sekalian. Pernah atau tidak merasa begitu? Atau tidak pernah? Tidak? Jika tidak jawapannya, maka silakan segera mencari 'RASA' itu kerana dengan 'RASA' itulah dapat menunjukkan kalian masih punya hati dan jiwa. Menunjukkan kalian masih dengan ayat-ayat NYA.
Maksud firman Allah :
"Yang melihatmu semasa engkau berdiri (mengerjakan sembahyang), Dan (melihat) gerak-gerimu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui."
As-Shu'araa : 218 - 220
Begitu saja? Dengan punya rasa begitu sudah cukup? Merintih-rintih sendiri di balik pintu sambil menyalahkan diri? Membawa perasaan pilu seolah-olah tiada siapa yang mahu menjeling kearah kita. Apakah betul dengan punya rasa begitu kita sudah cukup untuk dikira hambanya yang patuh?Kalau ditanya dengan kelakuan itu menunjukkan kalian masih punya rasa jawapannya ya! Tapi kalau begitu kelakuannya, kalian boleh digelar insan yang punya rasa dan sudah berputus asa...:)
Mungkin amat besar kesilapan dan kesalahan yang pernah kita kerjakan, mungkin juga kecil. Tetapi ingatlah teman yang saya kasihi dan ingatan kepada diri sendiri jua, jangan sesekali berputus asa dari rahmat Allah! DIA masih lagi tidak lekang dalam MEMBERI. Kenapa kita mahu MENOLAKnya? Rahmat dah kasihNya tidak pernah lekang untuk kita teman, cuma kita saja yang seringkali menolak dan terus menolak.Alangkah rugi menolak anugerah. Sebesar mana pun kesilapan dan kesalahan, ingatlah DIA masih lagi tidak lokek dalam MEMBERI.
Maksud sabda Rasulullah SAW :
"Sesungguhnya Allah SWT malu membiarkan hambaNya kembali dengan tangan hampa, ketika seorang hamba berdoa kepada tuhannya."
HR Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah
Alangkah manisnya bait-bait kata itu, tidakkah QURRA' sekalian dapat merasa akan kemanisan itu. Alangkah bersifat MEMBERI-nya sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Adakah kita tidak sudi mendapatkan pemberian dariNya? Mahu apa? Keampunan, kesejahteraan? Hadapkanlah sepenuh pengharapan dan keyakinan kepadaNya wahai teman! insyaAllah...
Maksud firman Allah SWT :
"Berdoalah kamu kepadaKu nescaya aku perkenankan doa permohonan kamu."
Ghafir : 60
Janganlah terlalu terbawa bawa kesedihan dan duka lara itu, bergembiralah dengan janji Allah, yakinlah, pohonlah padaNya. Jangan sesekali berputus asa dari rahmatNya kerana itu perbuatan sia2 membawa murka. Jangan begitu QURRA' sekalian, mengapa mahu MENOLAK sedangkan DIA MEMBERI? Kesedihan yang datang itu pastinya kerana melengkapi fitrah sebagai manusia yang masih punya rasa, tetapi jangan jadikan ia sebagai ratapan rutin yang sia-sia. Kuatkan dan tabahkan diri, NurNya ada dimana mana. Segelap mana pun bahagian diri ini pasti NurNya akan menyinggahi diri selagi masih ada mahu memperolehnya. Jangan biarkan diri menjadi sang putus asa yang tidak punya rasa, tinggalkan duka lara itu dan pohonlah padaNya dengan keyakinan yang teguh. Pasakkan betul keimanan nan utuh agar tidak lagi terumbang ambing di ulit ombak perasaan.
Maksud firman Allah SWT :
"Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
Az-Zumar : 53
Teruskan meminta, sesungguhnya Allah merindui rintihan hamba-hambaNya bahkan murka kepada si hamba yang tidak mahu meminta, sedarlah hakikat diri sebagai hamba dan sedarlah hakikat Yang Maha Kuasa itu punya sifat MEMBERI yang tiada tolok bandingnya. Usah lagi meratap kesalahan dan kesilapan sampai membawa mudarat diri, bangkitlah menuju fasa baru kehidupan yang lebih bermakna. Usah MENOLAK lagi! Sujud dan pohonlah kepadaNya. Pasti DIA MEMBERI!
wallahu'alam